Friday, August 28, 2009
facebook manual for muslims
"Apa manfaat Facebook?" tanya seorang lagi sahabat selepas beberapa hari (melalui telefon) yang belum mempunyai facebook atau friendster
Kagum melihat concern yang mereka tunjukkan. Ya, saya punya facebook. Dan mudah-mudahan inzar bagi diri saya dan orang lain.
With this i share with you, 3 different articles on facebook. Bacalah ikut turutan..semoga bermanfaat. PLEASE DO NOT SKIP ON THE RANGE OF ARTICLES. AND DO READ THE COMMENTS.
Article 1
Article 2
Article 3
Thursday, August 20, 2009
Surat Terbuka Anak Palestin
salam ukhwah.
untuk post hari ini ana sertakan tulisan dari laman halaqah-online tentang perihal Palestin.
Surat Terbuka Anak Bangsa Palestina | | |
Written by Anak Bangsa Palestin |
Tuesday, 30 December 2008 08:36 |
بسم الله الرحمن الرحيم Atas nama diri saya sendiri dan atas nama bangsa Palestina yang terluka, saya berterima kasih kepada Anda semua atas perhatian yang dalam terhadap problematika Palestina. Saya juga berterima kasih atas kesempatan yang diberikan untuk menyampaikan realita dan kesulitan yang dialami oleh salah satu kelompok masyarakat Palestina, yaitu mereka yang mengalami luka-luka. Saya datang dari Palestina yang terluka, dari Baitul Maqdis tempat keberadaan Masjid Al-Aqsha yang diberkahi, negeri para Nabi dan Rasul – alahimussalam -, tempat Mi’raj Rasulullah saw, kiblat pertama ummat Isam, dan tempat suci ketiga mereka. Saya datang dari tengah penderitaan yang dialami oleh Ghaza yang diisolasi. Saudara-saudara yang mulia tentu tahu bahwa sejak awal berlangsungnya Intifadhah Al-Aqsha 28 September 2000 telah jatuh korban luka-luka setiap hari hingga jumlahnya mencapai lebih dari 49000 orang. Pada kesempatan ini kami ingin menjelaskan kehidupan orang-orang Palestina yang terluka dan berbagai kesulitan yang mereka hadapi diantaranya masalah sosial, kesehatan, kejiwaan, dan dampak isolasi (blokade pemboikotan) atas kami bangsa Palestina khususnya mereka yag terluka. Orang yang terluka tidak dapat berobat karena ditutupnya lintas perbatasan sedangkan sarana dan prasarana di Jalur Ghaza tidak mencukupi kebutuhan minimal untuk menolong mereka yang terluka dari bahaya kematian. Politik Kebijakan dan Perlakuan Musuh terhadap Warga Palestina Pendudukan dan penjajahan Yahudi selalu melakukan tindakan kezaliman dan penghancuran yang amat keji, serta menggunakan segala kekuatan brutal terhadap bangsa Palestina. Mereka menggunakan berbagai jenis senjata militer yang dilarang oleh dunia internasional seperti rudal pembakar, dan senjata penggergaji dan pemotong tubuh. Sehingga cukup banyak diantara kami yang terluka dan cacat karena kehilangan sebagian anggota tubuhnya baik mata, tangan, kaki atau lainnya. Kebanyakan diantara mereka adalah anak-anak dan remaja yang sedang berada di rumah atau sedang menyeberang jalan lalu diserang secara membabi buta. Salah satu buktinya adalah pembantaian di Hay Ad-Daraj yang menelan korban 20 syuhada dan 100 luka-luka. Anda juga telah menyaksikan bagaimana bayi-bayi yang masih menyusui meninggal di bawah puing reruntuhan bangunan rumah mereka. Juga pembantaian keluarga ‘Atsamina yang menelan korban 18 syahid serta 50 luka-luka yang kebanyakan mereka mengalami cacat permanen. Ini adalah pembunuhan massal yang bertentangan dengan akhlak manusia dan undang-undang samawi. Peran Isolasi dan Pemboikotan Blokade dan isolasi yang zalim terhadap Ghaza telah merampas hak-hak korban terluka, meskipun sekadar hak mendapat obat dan perawatan, hingga bahan bakar untuk mobil ambulan untuk mengantar korban luka ke klinik atau RS pun tidak ada. Belum lagi pemutusan aliran listrik yang menyebabkan peralatan terkait pernafasan pasien tak dapat berfungsi sehingga banyak diantara korban luka akhirnya meninggal. Diantara kami juga tidak mendapatkan obat bius sehingga dokter terpaksa melakukan amputasi atau operasi tanpa bius seperti yang Anda saksikan. Bukankah ini pembunuhan sengaja dan berencana terhadap manusia?? Dampak Sosial Saudara-saudara yang mulia, mari kita melihat bagaimana seorang anak kecil usia sekolah tidak dapat pergi sendiri ke sekolahnya dan memerlukan ibu, ayah, atau saudaranya untuk mendorong kursi rodanya ke sekolah akibat cacat yang disebabkan oleh kekejaman pendudukan Israel. Anak-anak cacat itu tidak bisa lagi bermain bersama kawannya, tidak dapat membaca, menulis atau berolahraga, lalu kondisi mereka menjadi beban baru bagi keluarganya untuk diperhatikan dan dijaga secara khusus dengan program khusus pula. Semua bisa ia dapatkan jika keluarganya mampu. Jika tidak, maka perhatian dan perawatan minimal pun sulit ia dapatkan. Bagaimana jika yang menjadi korban meninggal atau cacat adalah perempuan yang menjadi ibu? Dapat dikatakan bahwa telah terjadi penghancuran satu keluarga penuh, karena keluarga itu kehilangan pendidik, penjaga dan pengasuh mereka yang menyayangi. Adakah penghancuran yang lebih dahsyat darinya?? Bagaimana pula jika korban meninggal atau cacat adalah kepala rumah tangga? Padahal ia adalah tumpuan satu-satunya yang mencari nafkah keluarga, memenuhi kebutungan sandang, pangan dan perhatian. Penjajahan Zionis telah menghalangi seorang ayah yang cacat tubuh untuk memberikan kebahagiaan dan keceriaan bagi istri dan anak-anaknya, bahkan telah menjadikannya sebagai beban bagi mereka. Bila yang mengalami cacat adalah remaja putra atau putri maka mereka akan mengalami tekanan jiwa yang berat, karena masa depan mereka yang mengkhawatirkan terutama masalah pernikahan. Sulit bagi mereka untuk mendapatkan pasangan yang mereka inginkan. Akhirnya, kami, orang-orang yang terluka dan sakit sangat membutuhkan obat, kursi roda dan peralatan medis dan bagaimana membawanya masuk ke Ghaza. Kami membutuhkan pembangunan sarana dan prasarana kehidupan dan penyelenggaran berbagai program rehabilitasi serta proyek-proyek kemanusian agar kami dapat hidup mulia sebagai bangsa. Bangsa Palestina yang mengalir darahnya memanggil seluruh komponen ummat Islam, semua lembaga sosial dan kemanusiaan dan setiap pemilik hati nurani untuk mengulurkan bantuannya, berdiri di samping kami beriringan demi menghilangkan kezaliman, karena Allah selalu menolong hamba-Nya selama hamba itu menolong saudarannya. Bantulah kami terus untuk menghentikan penjajahan agar kami bisa hidup lebih baik. Akhirnya sekali lagi saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada hadirin dan penyelenggara muktamar ini. Wassalamu’alaikum wrwb. Salam dari orang-orang terluka di Ghaza, Baitul Maqdis, Palestina (Surat terbuka ini dibacakan langsung oleh Dami Dabbur -yang kaki sebelah kanannya harus diamputasi korban kekejaman Israel- dalam Konferensi Internasional Palestina/as/ut) |
Friday, August 14, 2009
Buku Haraki on SALE
Saya bukan agen bagi pihak penerbitan, tapi disebabkan saya sangat tertarik dengan buku2 tulisan Ustadz Ridhuan Mohamad Nor, rasa sangat bertanggungjawab untuk mewar-warkannya.
Umumnya, saya menyeru agar setiap Muslim mempunyai sebuah buku mengenai salah silah Palestin agar degup perjuangan sentiasa berkencang dalam jasad insani. Buku Gaza Menangis adalah satu buku yang menarik berdasarkan pengalaman penulis ke Gaza Januari lalu juga dimuatkan sejarah Palestin yang perlu dihayati oleh setiap yang bergelar Muslim.
Manakala khusus buat mahasiswa/i, sebuah buku mampan dengan perjuangan dari tingkap kuliah adalah Potret Perjuangan Mahasiswa Dalam Cerminan Sedekad.
Buku yang diterbitkan mampu menarik pembaca dengan penulisan santai yang diulit hembusan perjuangan serta diselang-selikan dengan gambar2 yang berkaitan dengan penulisan. Buku2 dibawah disusun mengikut kecenderungan saya sendiri(dan saya cenderung kepada semua buku tersebut).
Boleh didapati dengan harga yang sangat2 murah. Berminat? Boleh terus hubungi saya di talian 017 753 9208 atau email saya di husnajameelah@alwahy.com.
sisipan:
Penat telinga saya mendengar rintihan kekesalan dengan cara kerajaan Mesir menangani isu sempadan "mana gambar foto?", "datang pagi esok", "10 minit lagi", "ada pertempuran di dalam Gaza", "hanya doktor pakar yang dibenarkan masuk", "hanya wartawan dibenarkan masuk", "mana sijil kelulusan dari doktor anda", itu antara soalan-soalan yang terpacul dari mulut aparat keamanan Mesir. Sekali berlaku perang mulut hebat apabila seorang aktivis menengking pegawai keselamatan "apa sebenarnya yang kamu nak? Kamu nak duit, kamu bagitahu" jerkah petugas daripada Afrika Selatan itu yang pernah bertugas di sempadan di Afghanistan. "Berbeza dengan perang Afghanistan, Iran dan Pakistan membuka pintu sempadan untuk bantuan kemanusiaan" kata anak muda berperawakan India ini dengan dengusan kemarahan.Penulis: Aris Hazlan Ismail & Riduan Mohamad Nor
Jumlah muka surat: 199
sisipan:
Tepat jam 8.00 malam salah seorang mahasiswa berlari ke hadapan DTC sambil bertempik "Allahu Akbar" sebagai menandakan bermulanya demonstrasi. Beliau mengimami solat sunat hajat yang turut disertai oleh kira-kira 1,000 orang mahasiswa/i. Selepas sembahyang hajat mahasiswa/i berkenaan bangun menjulang poster, bertakbir dan menyanyikan Asma ul Husna. Bilangan mahasiswa/i yang menyertai demonstrasi meningkat hingga melebihi 2,000 orang selepas sembahyang hajat selesai. Antara kata-kata yang diucapkan oleh mereka juga "Universiti Malaya bukan tempat konsert", "Hapuskan kemungkaran".Penulis: Riduan Mohamad Nor
Jumlah muka surat: 123
sisipan:
Oleh kerana itu, kami meletakkan podium di tengah hadirin sehingga suara beliau mulai terdengar. Pada kesempatan itu, Ustad Sayyid Qutb memaparkan kandungan Al-Quran yang seakan baru pertama kali terdengar di telinga kami. Ia seakan keluar daripada cahaya nan berseri dan jiwa yang bersifat cemerlang. Tatapan mata Ikhwan seakan enggan berkedip, serta telinga mereka yang hanya mendengar saksama kalimat demi kalimat mengalir deras dari lisan Sayyid Qutb. Ikhwan seakan berenang dalam pelbagai lautan ilmu; sosial; politik, ekonomi dan sebagainya. Yang semua itu mengacu pada Al-Quran yang mulia tanpa ada ungkapan yang terasa sulit untuk difahami.
Kata Pengantar & Editor: Riduan Mohamad Nor
Penulis: Fauzi Zakaria (M.A UM)
Jumlah muka surat: 157
sisipan:
Pernah pula terjadi satu kenyataan Perdana Menteri Mesir yang akhirnya menjadi pemangkin kepada kemarahan Hassan Al Banna, iaitu Al-Nuhas Basya yang sedang dalam perjalanan ke Perancis ditanya pendapatnya mengenai revolusi yang tercetus di Palestin dan Baitul Maqdis. Ia menjawab: "Aku adalah Perdana Menteri Mesir bukannya Perdana Menteri Palestin." Kenyataan ini telah melambangkan ketidakpeduliaan pemimpin Mesir itu terhadap darah yang sedang bersimbah dan air mata yang sedang tumpah di bumi berkat Palestin.
Jumlah muka surat: 84
Penulis: Riduan Mohamad Nor
Jumlah muka surat: 175
Penulis: Riduan Mohamad Nor
Jumlah muka surat: 108
Thursday, August 13, 2009
Purpose of Fasting in Islam
Got this from my alwahy mail...very happy:)
The evening prayer has attracted a larger than usual number of worshippers. Today, the advent of the new moon might herald the start of the holy month of Ramadan - the Muslim month of fasting. In an effort to observe the Sunnah of the Muhammad (PBUH), some worshippers are busy trying to sight the new moon when the call to prayer is made. After the prayer, the Imam is informed that the new moon has been sighted. Members of the council also confirm this news. This prompts worshippers to congratulate each other and the mosque is filled with the chants of Allahu Akbar (God is great).
For this group the holy month of Ramadan has begun. Yet Muslims in many other mosques are still debating whether or not the new moon has been sighted. Sunni Muslims generally look to Saudi Arabia for answers to this, as well as many other religious matters. Although ISNA (Islamic Society of North America) has established for North American Muslims, a Shura (or consultation) council for dealing with controversial religious issues (such as moon sighting), many Imams in local mosques decide such matters on their own.
Year after year, this story is repeated among Muslims in many towns around the world. This pillar of Islam begins with controversy among Muslims and ends with controversy. Shi‘as have their own clerical system and their Imams look to Iran in this matter rather than Saudi Arabia.
One wonders if this is the way our messenger Muhammad (PBUH) and his companions started and ended the holy month of Ramadan.
Ramadan Begins
In any case, within a day or two of each other, the holy month of Ramadan generally begins for every (Sunni as well as Shi‘a) Muslim community around the world. The standard sermon for Ramadan goes something like this:
“Dear brothers and sisters! Allah Almighty open's the gate of Heaven in this month. Satan is locked up in Hell so he cannot mislead those who are fasting. The reward for good deeds is multiplied 10 times in this month. Allah Almighty becomes very generous in this month and forgives the previous sins of those who fast.” And so on.
Obective of Fasting
Is fasting just about having sins forgiven and getting rewards multiplied in the Hereafter? What about the problems of life here in this world? Is fasting just a ritual or does it have some other significance?
Modern Islamic scholars draw attention to the physical and spiritual benefits of fasting. But since physical and medical benefits of fasting accrue to anyone who fasts, regardless of one's faith in God, it is obvious that the physical and medical benefits are not the primary purpose of fasting in Islam.
What about spiritual benefits? Since different religions have different concepts of spirituality, what does spirituality mean in Islam and how can it be developed through fasting? The proponents of other religions, including many Muslims, claim that spirituality is an individual and subjective experience. How then can one know that one's spiritual development is taking place due to fasting? In addition, would a Hindu's or a Buddhist's spiritual development, due to fasting, be as significant as a Muslim's? In fact, Buddhist monks and Hindu saints go through much more rigorous rituals than Muslims. Does this mean that their spiritual development is of a higher level? Obviously, no Islamic scholar would be prepared to accept this.
According to the Quran, every Muslim (who can) must fast in the month of Ramadan 2:183-185. And fasting has to be done collectively at the community level. Unlike a Buddhist monk or a Hindu saint, a Muslim does not have to go to a mountain or a forest retreat to develop their spirituality through fasting and prayer. Moreover, it is not necessary for this type of retreat-based, solitary spiritual development to be done in Ramadan. That can be done in any month. This shows that a Muslim cannot advocate a spirituality that is based on individual and subjective experience. Therefore, in Islam, individual and subjective spiritual development is not the purpose of fasting in the month of Ramadan.
Since the Quran prescribed fasting specifically in the month of Ramadan, it is important to know the significance of this special time. A special feature of the Quran is that whenever it gives a command for action, it also provides the wisdom behind it. It tells what the final result of that action will be in this world, if it is successfully carried out. In this way the Quran provides a pragmatic test for people to see whether or not they are moving toward that desired result. Regarding fasting, the Quran says:
O ye who believe! Fasting is prescribed to you as it was prescribed to those before you, that ye may (learn) self-restraint . [al-Baqarah 2:183] Translation: Yusuf Ali
Ramadan is the (month) in which was sent down the Qur'an, as a guide to mankind, also clear (Signs) for guidance and judgment (Between right and wrong). So every one of you who is present (at his home) during that month should spend it in fasting, but if any one is ill, or on a journey, the prescribed period (Should be made up) by days later. God intends every facility for you; He does not want to put you to difficulties. (He wants you) to complete the prescribed period, and to glorify Him in that He has guided you; and perchance ye shall be grateful . [al-Baqarah 2:185] Translation: Yusuf Ali
In the above verses, three results of fasting in Ramadan have been mentioned:
1) Taqwaa : learning self-restraint
2) Takbir : glorifying Allah Almighty because of being guided
3) Shukra : being grateful .
Part 1 of this article will focus on Taqwaa or self-restraint.
What is Taqwaa
In the above translation by Yusuf Ali, Taqwaa has been translated as self-restraint. Other translations include: God-fearing or God-conscious. But none of these translations bring out the true root meaning of Taqwaa . The root of Taqwaa means to steadfastly remain vigilant in practicing Allah Almighty commands and, because of this, to be protected from all kinds of evil, dengnerated actions, and destructive forces. In other words, the cornerstone of Taqwaa is developing a strong character by following the principles laid down by Allah Almighty in the Quran. A person who has developed such a character and which is reflected in his/her actions is a Muttaqi in the eyes of God (Allah) Almighty .
Current Misconceptions Among Muslims;
Many Muslims today who claim to fear God or to be God- conscious firmly believe that they are among the Muttaqoon based on their performance of certain rituals. According to this belief, which of the following category of Muslims would qualify to be Muttaqoon ?
1. Would the rich, who pray regularly, fast the entire month of Ramadan, give's two and half percent charity (Zakah) from their wealth, and perform pilgrimage ( Hajj or Umra ) on a regular basis qualify as Muttaqoon ?
2. Would the current, so-called Muslim governments and the Muslims working for them qualify to be among the Muttaqoon ?
3. Would Islamic scholars and leaders of various religious parties and their followers who demand governments to implement the so-called Shariah qualify?
4. Would professionals like doctors, engineers, professors, lawyers, etc. - who initially work very hard to build and establish their careers and later turn to Islamic activities on a voluntary basis - qualify?
5. Would Sufis who spend most of their adult life in zikr (remembrance) of Allah Almighty in mosques or in solitary confinements, unconcerned with what goes on in the world outside, qualify as Muttaqoon?
6. Would those who leave behind the poor, the orphans, and the widows in their own communities and go to far-off places, for several months at a time, inviting people to Islam, qualify?
7. Would the professional Imams (maulvi) who lead prayers in mosques and give sermons about Islam qualify as Muttaqoon ?
8. Would the poor, who pray regularly and fast the entire month of Ramadan but cannot afford to perform the pilgrimage, qualify to be Muttaqi ?
9. Would the millions of average Muslims who struggle all their lives to meet the basic needs of their families and who try to pray and fast but do not have the time or resources for anything else, qualify to be Muttaqi?
How many of the 1.2 billion or so Muslims fall into categories 1-7 and how many into categories 8-9? No doubt, 99% of Muslims fall into the latter. Will they be excluded from being Muttaqoon because they cannot perform all the five pillars? Or, should we say that all Muslims are Muttaqoon ? No controversy, no discussion, no problem? Every Muslim, by virtue of being Muslim, is bound for Heaven anyway, sooner or later.
Quranic Definition of Muttaqoon
A very comprehensive definition of Muttaqoon is given in the following verse:
It is not righteousness that ye turn your faces Towards east or West; but it is righteousness- to believe in God and the Last Day, and the Angels, and the Book, and the Messengers; to spend of your substance, out of love for Him, for your kin, for orphans, for the needy, for the wayfarer, for those who ask, and for the ransom of slaves; to be steadfast in prayer, and practice regular charity; to fulfil the contracts which ye have made; and to be firm and patient, in pain (or suffering) and adversity, and throughout all periods of panic. Such are the people of truth, the God-fearing ( muttaqoon ). [al-Baqarah 2:177, Translation: Yusuf Ali]
This verse puts in perspective the ritual-based Islam that we practice versus the substance and goal-based Islam, which the Messenger Muhammad (PBUH) and the Sahaba (R) practiced. Proponents of the ritual-based Islam would have us believe that once the rituals are done properly, meticulously, and sincerely we are guaranteed salvation in the hereafter. The Quran clearly rejects this view of Islam in this verse. The Quran says that these people are misguided, have fabricated a Shariah, and have mixed it with the Book of Allah Almighty and which they proclaim to be Divine (2: 176 - 177).
According to verse 2:177, the essential purpose of Islam is not fulfilled by a mechanical performance of rituals, e.g., turning eastward or westward during prayer, but requires instead:
1. 100% conviction, Iman, in Allah Almighty ; in the law of requital; in the life hereafter; in the forces created by God Almighty for our benefit, Malaa-ikaa; in all the Messengers of God (PBUT); and in all the Books revealed to them; and
2. The establishment of a system in which resources are made available to help those who (a) are left without protection or support in society; (b) lose their means of livelihood or are incapacitated to work; and (c) cannot earn enough to meet their needs. This system will also provide assistance to those outsiders, who, while passing through its territory, become indigent, as well as arrange for the liberation of slaves from bondage.
According to this verse, Muslims are required to establish a system wherein members of the society adhere to the Divine code of life voluntarily - this is a requirement of Iman -and the means of development are provided to all who need them. Muslims must honor their promises and commitments. If hostile forces confront them, they must face them with steadfastness and fortitude, and must not let fear and despair weaken them.
Only those who follow this path unswervingly can claim to be true believers and they only can rightfully claim to be Muttaqoon.
The following verses further describe the character of the Muttaqoon . [Translation by Yusuf Ali]
Al-Imran 3:76 Nay - Those that keep their plighted faith and act aright,-verily God loves those who act aright ( muttaqeen ).
Al-Anfal 8:56 They are those with whom thou didst make a covenant, but they break their covenant every time, and they have not the fear (of God) [ la-yattaqoon meaning these people are NOT Muttaqoon ].
Az-Zumar 39:33 And he who brings the Truth and he who confirms (and supports) it - such are the men who do right ( muttaqoon ).
Al-Maidah 5:8 O ye who believe! Stand out firmly for God, as witnesses to fair dealing, and let not the hatred of others to you make you swerve to wrong and depart from justice. Be just: that is next to piety ( taqwaa ): and fear ( wattaqoo ) God. For God is well acquainted with all that ye do.
Al-Imran 3:133 Be quick in the race for forgiveness from your Lord, and for a Garden whose width is that (of the whole) of the heavens and of the earth, prepared for the righteous ( muttaqeen ).
Al-Imran 3:134 Those who spend (freely), whether in prosperity, or in adversity; who restrain anger, and pardon (all) men - for God loves those who do good.
Conclusion
Fasting is a means to becoming Muttaqi. No doubt, fasting has health and spiritual benefits, but we must never lose sight of the main goal of fasting. Ramadan provides an environment for our collective training and development of character. Muslims are required to emulate and display, year long, the qualities laid down by the above verses as a result of fasting in the month of Ramadan. Since character building is a hard, long, continuous process, Ramadan is repeated every year as a reminder and re-enforcer. We must judge our accomplishments by the standards laid down by the Quran.
We should not be under the false impression that our spiritual development is taking place while our life goes on as usual. We have to keep the life and works of the Messenger Muhammad (PBUH) and Sahaba (RA) before us to know whether or not we are among the Muttaqoon.
Tuesday, August 11, 2009
Maqam Saummu
Menurut Imam al-Ghazali, puasa (dari kaca mata tasawuf) terbahagi kepada tiga tingkatan iaitu:
1. Saum al-Umum (puasa orang kebanyakan)
sekadar menahan perut daripada lapar dan dahaga serta anggota sulit daripada syahwat.
2. Saum al-Khusus (puasa khusus)
Ini merupakan puasa orang2 yang soleh iaitu menahan anggota badan daripada melakukan kemaksiatan dengan enam perkara berikut
- Menjaga mata dari melihat sesuatu yang buruk menurut kaca mata agama
- Menjaga lisan daripada berdusta, memfitnah dan mengucap perkataan yang keji
- Menjaga telinga daripada mendengar segala sesuatu yang haram untuk didengar
- Menjaga seluruh anggota badan daripada perbuatan2 negatif
- Menjaga agar tidak makan berlebihan saat berbuka puasa
- Menjaga hari agar berada antara khauf(takut) dan raja'(berharap) dan sedar bahawa Allah SWT berhak menerima atau menolak ibadah puasa kita.
Puasa ini merupakan puasa tiga golongan iaitu
- Para nabi
- Al Siddiqun (orang2 yang jujur)
- Al Muqarrabin (orang2 yang dekat dengan Allah)
Ramadhan yang akan datang, akan memberi peluang kepada kita untuk membaikpulih amalan. Manfaatkan dengan sesungguhnya!
Get all prepared for Ramadhan;)
- Lakukan warm up dengan puasa Isnin dan Khamis
- Mulakan membaca al-Quran setiap hari dan tambahkan jumlah ayat yang dibaca berbanding sebelum ini.
- Luangkan masa mendengar bacaan al-Quran.
- Latih diri tidur awal, seolah-olah anda sedang berada dalam bulan Ramadhan. Bukan itu saja, ikhtiarkan bangun awal seolah-olah anda bersahur. Kemudian hiasilah tabiat bangun awal dengan solat sunat dan bacaan al-Quran.
- Sentiasa dalam keadaan berwuduk.
- Introspeksi diri anda setiap hari sebelum tidur. Mintalah keampunan Allah atas setiap dosa yang dilakukan dan mohon diberi kekuatan untuk kekalkan kebaikan yang telah diakukan.
- Berilah peluang kepada diri anda bersendirian supaya anda dapat meluangkan masa mengingati Allah dengan berzikir.
- Bagi mereka yang mampu mengerjakan umrahdalam bulan Ramadhan amatlah digalakkan kerana erdasarkan sabda Rasulullah SAW, umrah yang dikerjakan dalam bulan Ramadhan sama seperti mengerjakan haji.
- Mulakan amalan besedekah, sedikit demi sedikit.
- Luangkanlah masa solat sunat seperti solat sunat Rawatib, dhuha dan qiamullail.
- Tambahkan ilmu yang anda sangat perlukan semasa Ramadhan. Jangan sekali-kali menyangka bahawa anda tahu segala-galanya tentang bulan yang dinanti-nanti oleh hamba Allah yang soleh ini. Hasil bacaan juga boleh meningkatkan ghairah anda menyambut Ramadhan dan beribadah semahunya.
- Bantulah orang lain yang memerlukan dengan ilmu, kudrat dan kebolehan yang ada.
- Dekati orang yang berilmu, orang2 yang soleh dan sebagainya supaya anda dapat belajar lebih daripada mereka.
- Luangkan sedikit masa bersama ahli keluarga, rakan dan sesiapa sahaja di sekitar anda dan berbincanglah tentang Ramadhan yang bakal tiba, persediaan dan sebagainya.
Tips tambahan
Buat sesiapa yang ada lagu2 yang x bermanfaat di PC atau handphone(lagu2 dari barat yang x bawa mesej Ramadhan+ ibadah or lagu yang dinyanyikan oleh perempuan) silalah padam buat sementara waktu atau simpan dalam pendrive and simpan jauh2 supaya x mudah untuk didengari. Gantikan dengan surah2 dari al-Quran(pilih siapa Qari yang anda suka dengar,yang lebih menyentuh jiwa), lagu2 keagamaan atau tazkirah. InshaAllah dengan 'puasa lagu' anda tidak lagi berminat mendengarnya dalam bulan2 lain:).
Jangan guna ringtone kriiiiing atau teeet teeet teeet atau apa2 saja tone yang membosankan. Ganti kepada lagu2 yang menyeru jihad(terutama untuk bangun tahajjud).
Lepas baca doa bangun tidur, terus on bacaan al-Quran from your phone/pc, tak kisahlah anda nak masak ke, nak mandi ke, yang penting pasang je, kerana kita tak tahu bila kita dapat baca al-Quran on that day. Besides, pahala untuk mendengar tetap ada:).
Gunalah bulan Ramadhan untuk menambah surah2 hafalan anda. Berazamlah, pada hari terakhir Ramadhan aku akan mampu hafal surah tertentu inshaAllah. ie Ramadhan ada 30 hari jadi mungkin cari surah yang ada 30 ayat. ie surah al-Fajr. kemudian cari Qari yang mu'tabar. ie Saad Said al-Ghamidi. Surah al-Fajr yang dibaca oleh beliau sangat merdu, oleh itu dapat membantu hafazan inshaAllah. Bukan berapa banyak surah yang dapat dihafal tapi consistency dan usaha yang penting kerana outputnya Allah yang menentukan:).
Teguran saya juga buat pembaca al-Quran secara beramai-ramai. Ada yang membahagikan 10 kumpulan, kemudian dalam kumpulan dipecahkan pula kepada 3 juzuk dan lain2 method. Keghairahan khatam al-Quran dalam bulan Ramadhan adalah niat yang sangat mulia, tapi objektif utama Ramadhan bukan pembacaan al-Quran semata-mata tetapi penghayatannya. Lebih baik jika pembacaan dilakukan secara tasmi'. Biar ada yang menyemak. Usah malu jika ada kesalahan tajwid. Kemudian pembacaan makna kerana barangkali ada diantara kita tidak pernah pun baca makna kerana limitasi masa. Kemudiaan mungkin boleh diselitkan dengan asbabunuzul ayat oleh ketua kumpulan/guru.
Cubalah untuk istiqamah solat tepat pada waktu dan lebih baik lagi secara berjemaah. InsyaAllah habit itu akan berkekalan;)
Fly Butterfly
see the wings! transparent! SubhanAllah. To girls, jangan pakai transparen2 clothing tau...-.-
BUTTERFLY JADIAN;)
SubhanAllah... cantik!
mau bracelet ini^^
SubhanAllah..
Again...very beautiful...SubhanAllah
Kalau tengok cerita Horton elephant tu, ada part yang satu character kecik kuning comey kata: In my world, everybody poops butterflies....interesting ayte=)